Contoh Soal Persediaan Akhir dan Hpp Metode Laba Kotor dan Retail
Contoh soal persediaan akhir dan hpp metode laba kotor dan retail menjadi sistem pencatatan persediaan dan asumsi biaya pokok produksi selama tahun fiskal. Perusahaan dapat menggunakan sistem perpetual dan periodik agar dapat melangsungkan pertimbangan harga pokok produksi barang baku ketika dijual.
Pengertian persediaan menurut para ahli adalah aset yang dimiliki untuk kegiatan jual beli dan kegiatan produksi sebagai bahan baku. Tujuan pemilikan persediaan adalah menaikkan nilai ekonomis agar keuntungan yang didapatkan perusahaan bertambah ketika terjadi penyerahan barang kena pajak di daerah pabean.
Alasan perusahaan menggunakan metode taksiran laba kotor dalam menilai persediaan akhir adalah terjadinya kebakaran yang mengakibatkan sebagian besar aset entitas berkurang. Asumsi perhitungan kerugian barang dagangan dengan metode lower cost or market menjadi dasar mengakui jumlah persediaan.
Pengukuran dan Pengakuan Persediaan dalam Laporan Keuangan
Pengukuran dan pengakuan persediaan dalam laporan keuangan dicatat senilai nilai yang lebih kecil antara biaya perolehan dan nilai realiasi netto. Nilai realiasi netto adalah harga yang mau dibayarkan oleh pelanggan ketika terjadi penyerahan barang dagang dengan metode FOB shipping point dan FOB destination point.
Persediaan diakui sebesar nilai realiasi netto atau biaya perolehan aset dan biaya konversi bahan baku yang dipergunakan perusahaan. Penjualan konsinyasi adalah akad transaksi kerjasama penjualan barang dengan cara dititipkan di lawan transaksi dan diberikannya komisi ketika terjadi penjualan barang konsinyasi tersebut.
Persediaan menjadi salah satu objek pajak pertambahan nilai. Alasan perusahaan menggunakan metode taksiran laba kotor dalam menilai persediaan akhir adalah terjadinya peristiwa luar biasa yang mengakibatkan akuntan publik memberikan opini audit going concern karena terjadi masalah keberlangsungan usaha.
Baca Juga: Contoh Soal Metode Fifo, Lifo dan Average
Contoh Soal Metode Laba Kotor untuk Menilai Persediaan
Contoh soal metode laba kotor untuk menilai persediaan diperlukan sebagai upaya mengestimasikan pengeluaran untuk kegiatan produksinya. Klasifikasi persediaan tergantung pada jenis entitas seperti perusahaan dagang, jasa dan manufaktur ketika memberikan upaya melayani pelanggan ketika bertransaksi.
Metode yang paling banyak digunakan perusahaan dalam membuat laporan persediaan adalah metode fifo, lifo dan average. Agar dapat mengontrol stock barang dengan mudah maka perusahaan dapat menggunakan aplikasi penjualan dan kode barang dagang yang tercantum pada kartu persediaannya.
Contoh soal metode laba bruto dalam persediaan terjadi pada CV Staff Accounting yang membeli barang dagang sebesar Rp 42.000.000 dan penjualan sebesar Rp 75.000.000. Persediaan awal terlaporkan sebesar Rp 12.600.000 dengan margin penjualan sebesar 40%. Berapakah nilai persediaan akhirnya?
Baca Juga: Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Persediaan Barang Dagang
Cara Menghitung Persediaan yang Terbakar dengan Metode Laba Kotor
Cara menghitung persediaan yang terbakar dengan metode laba kotor menjadi klasifikasi atas cakupan jenis persediaan di perusahaan. Metode fifo, lifo, average dan identifikasi khusus menjadi sistem pencatatan persediaan dan asumsi biaya perolehan harus sesuai dengan ketentuan umum perpajakan yang berlaku.
Alasan perusahaan menggunakan metode taksiran laba kotor dalam menilai persediaan akhir adalah terjadinya kelemahan sistem pengendalian internal yakni kerusakan, kehilangan dan ketidaksesuaian permintaan model bagi pelanggan. Asuransi kebakaran gudang dapat menjadi beban untuk melindungi aset perusahaan.
Cara menghitung persediaan akhir dan hpp dengan metode laba kotor dan retail diperlukan bagi perusahaan yang memiliki banyak persediaan dengan internal control yang lemah. Contoh soal metode laba bruto menjadi pertimbangan untuk mengetahui berapakah biaya pokok produksi yang harus dibayarkan entitas?
Persediaan Awal | Rp 12.600.000 | |
Pembelian | Rp 42.000.000 | |
BTUD | Rp 54.600.000 | |
Penjualan pada harga penjualan | Rp 75.000.000 | |
Laba Netto | Rp 30.000.000 | |
Penjualan pada Nilai Biaya | Rp 45.000.000 | |
Nilai Persediaan Akhir | Rp 9.600.000 |
Baca Juga: Perbedaan Sistem Periodik dan Sistem Perpetual
Demikian contoh soal persediaan akhir dan harga pokok produksi dengan metode laba kotor dan retail untuk memudahkan menghitung laba ditahan. Laba kotor adalah keuntungan dari penjualan barang setelah dikurangkan dari biaya perolehan barang dagang yang diserahkan kepada para pelanggan perusahaan.
Posting Komentar untuk "Contoh Soal Persediaan Akhir dan Hpp Metode Laba Kotor dan Retail"