Contoh Soal Penyusutan Metode Saldo Menurun Berganda dan Pembahasannya
Contoh soal penyusutan metode saldo menurun berganda menjadi pertimbangan bagi akuntan perusahaan dalam rangka mengalokasikan biaya perolehan selama umur manfaat aktiva tetap. Tarif depresiasi metode garis lurus dan saldo menurun memiliki perbedaan terutama dalam mengakui adanya nilai buku awal periode.
Contoh soal dan jawaban penyusutan metode saldo menurun berganda dan garis lurus diperlukan dalam rangka alokasi biaya perolehan secara sistematis dan rasional selama umur manfaatnya. Bedanya metode saldo menurun berganda dan saldo menurun adalah pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan.
Cara menghitung penyusutan kendaraan dapat dilakukan dengan menggunakan penandingan antara beban dan pendapatan perusahaan. Nilai buku berasal dari biaya perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan sampai periode dimana entitas akan melakukan jual beli aktiva tetap atau pertukaran aset tetap.
Contoh Kasus Depresiasi Metode Saldo Menurun Berganda
Contoh kasus depresiasi metode saldo menurun berganda disebut double declining method dimana perusahaan akan menggunakan dua kali lipatnya tarif metode garis lurus. Ketentuan umum perpajakan memperkenankan entitas menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun dengan menyesuaikan umur manfaatnya.
Contoh soal dan jawaban penyusutan metode saldo menurun berganda berlaku ketika aktiva perusahaan telah siap dipergunakan dalam rangka kegiatan produksi. Pengertian aktiva tetap menurut para ahli adalah kekayaan perusahaan yang digunakan untuk kegiatan produksi dan bukan sebagai persediaan barang dagang.
Contoh soal penyusutan aktiva tetap berwujud terjadi pada CV Staff Accounting yang membeli kendaraan seharga Rp 68.000.000 dan biaya setting kendaraan sebesar Rp 2.000.000. Ketentuan umum perpajakan mengakui kendaraan sebagai aktiva tetap kategori kedua yang memperoleh umur manfaat selama 8 tahun.
Baca Juga: Bagaimana Cara Koreksi Fiskal Aktiva Pajak Tangguhan
Tarif Penyusutan Metode Saldo Menurun Berganda
Tarif penyusutan metode saldo menurun berganda menyesuaikan umur manfaat aktiva tetap yang diakui perusahaan. Biasanya pertimbangan dalam menentukan tarif depresiasi adalah dua kali lipatnya ketika entitas menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu ketika akhir periode.
Tarif depresiasi double declining method harus diterangkan dalam catatan atas laporan posisi keuangan guna menghindari adanya koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Perbedaan masa manfaat aktiva berdasarkan pajak dan kebijakan akuntansi mengakibatkan adanya koreksi fiskal pajak penghasilan badan.
Tarif penyusutan aktiva tetap metode saldo menurun berganda menjadi materi akuntansi keuangan menengah dan akuntansi pengantar. Akuntan publik akan menggunakan kertas kerja pemeriksaan dalam rangka menghitung akumulasi depresiasi dan beban depresiasi yang sebenarnya terjadi. Adapun Tabel Penyusutan Double Declining Method yaitu.
Umur Manfaat | Tarif | |
Garis Lurus | Saldo Menurun | |
4 Tahun | 25% | 50% |
8 Tahun | 13% | 25% |
16 Tahun | 6% | 13% |
20 Tahun | 5% | 10% |
Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Penjualan Aktiva Tetap
Cara Menghitung Penyusutan Kendaraan Pajak
Cara menghitung penyusutan kendaraan menurut perpajakan tidak memperbolehkan entitas mengakui adanya nilai residu. Nilai residu adalah perkiraan harga aktiva tetap setelah perusahaan memanfaatkan secara penuh sampai akhir masa ekonomisnya. Beban depresiasi boleh dijadikan pengurang penghasilan kena pajak.
Cara menghitung depresiasi berdasarkan contoh soal dan jawaban penyusutan metode saldo menurun berganda akan memperoleh beban dan akumulasi yang berbeda setiap periodenya. Penurunan manfaat aktiva tetap berasal dari kegiatan fisik atau ketinggalan zaman.
Perbedaan saldo menurun dan saldo menurun berganda akan diterangkan akuntan publik yang dipublikasikan pada catatan atas laporan keuangan. Laporan laba rugi berisi perbandingan pendapatan dan beban yang diperoleh pada tahun yang sama. Contoh perhitungan penyusutan kendaraan sebagai berikut:
Tahun | Beban Depresiasi | Akumulasi Depresiasi | Nilai Buku |
0 Tahun | Rp 70.000.000 | ||
1 Tahun | Rp 17.500.000 | Rp 17.500.000 | Rp 52.500.000 |
2 Tahun | Rp 13.125.000 | Rp 30.625.000 | Rp 39.375.000 |
3 Tahun | Rp 9.843.750 | Rp 40.468.750 | Rp 29.531.250 |
4 Tahun | Rp 7.382.813 | Rp 47.851.563 | Rp 22.148.438 |
5 Tahun | Rp 5.537.109 | Rp 53.388.672 | Rp 16.611.328 |
6 Tahun | Rp 4.152.832 | Rp 57.541.504 | Rp 12.458.496 |
7 Tahun | Rp 3.114.624 | Rp 60.656.128 | Rp 9.343.872 |
8 Tahun | Rp 9.343.872 | Rp 70.000.000 | Rp - |
Beban depresiasi dihitung dari nilai buku awal periode dikalikan tarif depresiasi saldo menurun. Akumulasi depresiasi dihitung dari penjumlahan beban penyusutan setiap periodenya dan nilai buku berasal dari nilai buku awal dikurangi beban depresiasi yang berjalan.
Baca Juga: Contoh Kasus Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis
Demikian contoh soal penyusutan metode saldo menurun berganda dan pembahasannya agar perusahaa dapat mengalokasi biaya perolehan dan menghindari koreksi fiskal maka sebaiknya mempertimbangkan umur manfaat sesuai ketentuan umum perpajakan yang berlaku.
Posting Komentar untuk "Contoh Soal Penyusutan Metode Saldo Menurun Berganda dan Pembahasannya"